Hai.
Selamat Ulang Tahun.
Selamat mengulangi hari bahagiamu setiap tahun.
Dan mungkin, selamat atas kehilangan yang kembali terjadi
dalam hidupmu.
1 July 2014
Kamu ingat? Hampir kurang lebih tujuh tahun kita saling
kenal. Bukan hanya saling kenal, kita; saya dan kamu berada dalam sebuah jalur
yang sulit dipisahkan. Saya dan kamu yang saling berangkulan ketika sebuah hal
membuat salah satu di antara kita menjadi lemah. Saya dan kamu yang saling
berbagi riang tawa dan canda gembira saat sebuah hal yang kita inginkan
menghampiri kita berdua. Dan selama kurang lebih tujuh tahun itu, saya selalu
mengucapkan selamat ulang tahun untukmu setiap terbangun dari lelap.
Selamat ulang tahun, Syakira. Apa kabar? Mari kuhitung sudah
berapa banyak hari yang kulewati tanpa kamu di sampingku. Sebulan…dua bulan…tiga
bulan..ah sepertinya sudah hampir satu tahun. Saya salah? Maaf, hitung-hitunganku tidak pernah
berubah. Selalu anjlok.
Rasanya, baru kemarin saya menangis memikirkan bahwa kita
berdua pisah kuliah. Baru kemarin kamu menulis surat hadiah ulang tahun
untukku. Tapi, ternyata time flies. All things we have is change. Not us but
something around us has changed.
Syakira yang cantik, Syakira yang baik, Syakira yang pintar,
dan Syakira yang segala-galanya. Kita berdua sebenarnya terlalu hitam putih
sekali ya, Syak. Kayak yin dan yang, kayak langit dan bumi. Kamu yang cenderung
tenang dan pendiam dan diam-diam banyak disukai orang banyak. Saya yang cerewet
yang riweuh yang heboh yang terbuka yang blak-blakan yang ah pokoknya kita
terlalu banyak bedanya. Tetapi potongan puzzle memang tidak pernah ada yang
sama, bukan? Dan seperti itulah kita. We’re just the perfect pair of puzzle
that fits perfectly. Kamu yang hampir tidak pernah protes dengan saya yang
selalu bicara yang selalu cerita dan kamu yang SELALU mendengarkan, dan pada
akhirnya saya selalu berpikir, “Kamu bosan gak sih dengar aku cerita ini itu
macam-macam?”
Sekarang semuanya tergerus dengan kesibukan kita
masing-masing. Tidak ada lagi cerita bermacam-macam adanya yang kadang
mengundang tawa, geli, atau tidak jarang mengundang kemarahan kita berdua. Sekarang
semuanya mencipta rindu di sela jarak yang mungkin tidak berarti namun entah
mengapa amat terasa hadirnya.
Saya rindu.
Saya kangen.
Saya rindu kita,
Kamu.
Dan semua hari-hari yang kita gunakan untuk saling berbagi
satu sama lain.
Hari ini, tepat ulang tahunmu yang ke 19 tahun, saya tidak
sempat memberikan kamu apa-apa. Tidak hadiah pun sebuah lilin di atas kue
cantik. Namun, percayalah, dalam baris doa yang saya kirimkan sehabis salat,
selalu ada namamu sebagai salah seorang yang kusayangi. Apa pun itu,
kesuksesan, kesehatan, keselamatan, dan kebaikan untukmu semoga selalu terselip dalam kehidupanmu.
Terima kasih karena telah menjadi sahabat terbaik untuk saya
selama ini.
Terima kasih karena meski jauh, kamu selalu menyemangati
saya.
Terima kasih karena nasihat-nasihatmu, saya bisa menjadi sebesar
ini.
Terima kasih karena telah menjadi seorang kakak di sela
waktu yang kuharapkan.
Di sini, di tempat saya, akan selalu ada semangat yang
kukirimkan untukmu. Untuk setiap mimpi dan cita-citamu. Selalu ada pelukan
dalam bentuk doa yang kusediakan, kalau-kalau kamu di sana sedang dirundung
duka. Selalu ada cinta dalam bentuk kalimat “Apa kabar?” yang kukirimkan,
kalau-kalau kamu sedang membutuhkan teman cerita dalam hal apa saja.
Selamat ulang tahun, Syakira Mahani.
Hari ini, rindu itu bernama kamu.
0 komentar:
Posting Komentar