Jumat, 08 Januari 2016

Kita yang (Tak) Pernah Saling Melepaskan

Diposting oleh Ratu Nur Faradhibah di Jumat, Januari 08, 2016 0 komentar
Beberapa bulan setelah memilih jatuh cinta kepadamu lagi, ada satu hal yang kusadari bahwa kita serupa angka satu yang diam-diam saling memilih untuk berubah menjadi dua dengan cara bersama. Bahwa kemarin, ketika kita saling berjauhan, ada satu hal yang pasti bahwa soal perasaan, manusia hanyalah objeknya dan kehilangan adalah pelengkap. Setelah kehilangan mendera, perlahan kuketahui bahwa kita tak pernah benar-benar saling melepaskan. Kita hanya segelintir orang yang menjadikan kehilangan sementara sebagai tempat untuk menemukan apa yang selama ini tidak kita miliki dalam hubungan kita.

Rindu hari itu mungkin tak ubahnya seperti rumus penggugat sepi. Menuntut hadirmu lagi yang belakangan kusadari adanya bahwa denganmu, bahagia adalah apa yang kita putuskan untuk jalani, tanpa paksaan, tanpa dibuat-buat. Bahwa denganmu, dihargai adalah ketika jemarimu bertaut rapat dengan jemariku seolah-olah ingin menegaskan bahwa kamu tak pernah hilang saat dunia menyudutkanku dengan segenap masalah yang ada.

Dan semenjak hari itu, kubiarkan hati memilih yang mana yang pantas diajak bercengkrama hingga hari tua tiba. Berdua denganmu memilih menyingkirkan kerikil-kerikil tajam yang tak pernah ada habisnya yang akan terus menghalangi laju kita. Namun tak ada lagi ragu, sebab aku tahu lenganmu adalah sumber kekuatanku. Lenganmu sepaket dengan pelukanmu yang menggantikan kegetiran menjadi sebuah keyakinan bahwa bersama, cinta tak akan ada ujungnya.

Di sisi lain, cinta butuh kepercayaan yang besar hingga mungkin mampu meyakinkanmu bahwa bagi kita, jarak memang tak pantas menjadi pihak ketiga diantara kita. Oleh karena itu kutulis catatan ini sepintas saat sesal menghujam, menyentakkan kesadaranku bahwa harusnya cinta tak pernah mengenal lelah, jenuh, dan sebagainya.

Sayang, percayalah, masalah itu akan selalu ada sampai nanti ketika rumahku yang sesungguhnya bukan lagi hanya ayah dan ibu, tapi juga ada kamu yang membutuhkanku untuk memasakkan makanan kesukaanmu atau sekedar menyiapkan pakaian kerjamu. Tetapi, lagi-lagi harus kukatakan bahwa semoga kita akan terus menyatu karena hanya kamu yang membuat hari-hariku begitu menyita. Semoga kita akan terus saling beriringan karena hanya kamu yang bisa memberitahu jalan mana yang harus kupilih di antara beberapa jalan yang mungkin punya seribu ranjau berbahaya.


Setelah ini, tak dapat kupungkiri bahwa kamu akan kembali pergi. Namun ada keyakinan yang terselip bahwa setelah kejadian kemarin, kita bisa lebih kuat. Pergilah, bagai uap yang nantinya akan kembali berupa hujan. Sirami rindu dengan air mata haru bukan dengan air mata kekesalan atau air mata kejenuhan. Pupuklah rindu di hati yang akan menuntun kita menuju masa depan yang selalu kita inginkan bukan hanya angankan. Percayalah, sekuat-kuat hati mencari, ia akan selalu pulang ke rumah yang mampu berdiri sendiri. 
 

Ratu Faradhibah Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei