Senin, 21 September 2015

Berbicara Soal Pasangan

Diposting oleh Ratu Nur Faradhibah di Senin, September 21, 2015
“Don’t go looking for Mr. Right, look for Mr. Right-now. And eventually, if he’s worthy, then one day that ‘now’ part is just going to drop away. Naturally.”- Fly Me to The Sky

Seperti apa yang kamu mau?
Ganteng?
Pintar?
Tajir?
Atau yang benar-benar sempurna?

Hey, kamu cari pasangan apa cari paket super lengkap seperti yang ada di restoran restoran cepat saji? Memang benar ya manusia tidak pernah punya rasa puas yang cukup. Setelah dapat satu, ingin dapat dua. Setelah dapat dua, ingin dapat tiga dan begitu seterusnya sampai ia yakin bahwa semua yang ia inginkan benar-benar terwujud. Totally wrong. Life is when everything is not going as you plan it, Gaes
Coba lihat kembali daftar kriteria pasangan yang kalian inginkan. Saya yakin, setelah kalian menemukan seseorang dengan semua kriteria tersebut, kalian bukannya malah puas tetapi sebaliknya, merasa bosan.
Kenapa?
Karena pasangan menurut saya bukanlah checklist dari apa yang selama ini kita impikan. Bukan seperti pemain ftv kesukaan saya dan bukan juga seperti karakter yang ada dalam novel-novel roman picisan yang banyak beredar.
Pasangan menurut saya bukanlah yang membuat saya bahagia karena apa yang ia miliki adalah tidak lain dari yang selama ini saya cari. Bukan.
Bukan juga yang sengaja memunculkan kriteria kriteria impian saya hanya karena ia ingin membuat saya bangga telah memilihnya.
Lalu pasangan itu seperti apa?
Sebelum saya menjawab, pernahkah terpikir bahwa pasangan adalah tak lain seperti potongan-potongan puzzle? Kalian pasti tahu kan puzzle seperti apa? Setiap bagiannya punya sudut yang berbeda dari potongan puzzle yang lain. Dibuat seperti itu bukanlah tanpa tujuan melainkan agar mempermudah orang yang memainkannya untuk memasangkannya, karena sebenarnya, semakin mirip sudut-sudut yang dimiliki dari potongan-potongan puzzle tersebut, maka semakin kecil pula kemungkinan mereka untuk dipasangkan. Begitu pula halnya dengan pasangan. Semakin mirip kamu dengan pasanganmu semakin jauh pula kalian dari kata cocok. 
Semakin bingung ya? Oke, lanjut saja.
Menurut saya, pasangan tidak perlu seganteng Rio Dewanto atau se-charming Adam Levine. Cukup yang membuatmu tersenyum saat melihatnya, atau cukuplah yang bisa membuatmu berani menatapnya berlama-lama tanpa rasa bosan. Lagipula makin ke sini, yang ganteng pun seringnya suka sama yang ganteng pula. *ups*
Pintar? Menurut saya dan beberapa orang lainnya, ketika seseorang tersebut taqwa, pastilah dia pintar. Sebab, dia selalu ingat bahwa salah satu amalan yang tidak akan putus hingga akhir zaman adalah “ilmu yang bermanfaat”. Jadi, cukup mencari dia yang taqwa, sebab soal kepintaran dan sebagainya sudah pasti ada dalam dirinya kalau dia benar-benar orang yang taqwa.
Menurut saya, pasangan tidak perlu tajir. Sebab yang ‘berlebih’ kadang bukannya mendatangkan kebahagiaan malah sebaliknya. Cari saja pasangan yang rejekinya selalu dicukupkan, setidaknya cukup untuk membuatmu bahagia tanpa lupa bersyukur lebih sering lagi.
Lantas bagaimana dengan pasangan yang sempurna?
Kalian tahu arti sempurna? Sempurna adalah ketika Sylvester makan Tweety. Begitu dia berhasil menyantap si burung kuning itu, maka semua perjuangan selesai, dan usahan itu berakhir sempurna. Saat semuanya berakhir sempurna, serial Tweety-nya tamat. Betul, gak?
Lagi pula untuk apa selalu mencari yang sempurna padahal kita sudah hapal betul bahwa di dunia ini kesempurnaan hanya milik Tuhan. Selebihnya adalah usaha saling menyempurnakan satu sama lain. Begitu pun halnya dengan pasangan. Dia cuek, ya berarti kamu yang harusnya sedikit lebih aktif. Kamu gampang marah, ya berarti dia yang harusnya lebih sabar.  Setelah yang seperti itu terpenuhi, kalian dengan sendirinya akan merasa sempurna tanpa mempedulikan apakah masing-masing dari kalian memang memiliki kriteria sempurna seperti kebanyakan ftv dan novel-novel percintaan lainnya.
Secara pribadi, saya lebih butuh pasangan yang setia. Sebab, sampai hari ini saya masih belajar untuk hal (sulit) yang satu itu dan membutuhkan orang yang lebih dulu bisa setia agar kelak ia bisa membuat saya bertahan meski tahu di depan sana akan selalu ada kebahagiaan lain yang belum pernah kita cicipi. Karena pada akhirnya, saya perlu hidup dengan orang yang selalu menemani saat hidup sedang sempit-sempitnya. Dan tetap mencintai saya setelah ada banyak kekecewaan dan rasa sakit yang muncul di antara saya dan dia.
Kenapa harus yang setia? Sebab nantinya, menikah bukanlah perihal kamu dan dia saja. Tapi juga perihal anak-anakmu kelak. Maka dari itu, hiduplah dengan orang yang benar-benar ingin tumbuh lebih baik denganmu. Dengan orang yang setia berjalan di sisimu karena ia tahu, perempuan selalu butuh perlindungan dan teman berbagi yang selalu ada.

Pasangan bukan orang yang hanya sehari atau dua hari menemani, tetapi kalau bisa dan diijinkan, pasangan adalah orang yang selamanya akan menjadi teman berbagi pahala dan dosa di dunia dan di akhirat kelak. Pasangan adalah orang yang membuatmu berhenti mengeluh tentang sulitnya hidup, karena kamu sadar bahwa selama kamu punya dia, kesulitan itu tak cukup kuat untuk membunuh semangatmu. Pasangan adalah orang selalu bisa membuatmu bahagia walau hanya dalam bentuk  peluk juga kecup di sela sela kesibukannya yang seabrek.“Don’t go looking for Mr. Right, look for Mr. Right-now. And eventually, if he’s worthy, then one day that ‘now’ part is just going to drop away. Naturally.”- Fly Me to The Sky

Seperti apa yang kamu mau?
Ganteng?
Pintar?
Tajir?
Atau yang benar-benar sempurna?
Hey, kamu cari pasangan apa cari paket super lengkap seperti yang ada di restoran restoran cepat saji? Memang benar ya manusia tidak pernah punya rasa puas yang cukup. Setelah dapat satu, ingin dapat dua. Setelah dapat dua, ingin dapat tiga dan begitu seterusnya sampai ia yakin bahwa semua yang ia inginkan benar-benar terwujud. Totally wrong. Life is when everything is not going as you plan it, Gaes. \
Coba lihat kembali daftar kriteria pasangan yang kalian inginkan. Saya yakin, setelah kalian menemukan seseorang dengan semua kriteria tersebut, kalian bukannya malah puas tetapi sebaliknya, merasa bosan.
Kenapa?
Karena pasangan menurut saya bukanlah checklist dari apa yang selama ini kita impikan. Bukan seperti pemain ftv kesukaan saya dan bukan juga seperti karakter yang ada dalam novel-novel roman picisan yang banyak beredar.
Pasangan menurut saya bukanlah yang membuat saya bahagia karena apa yang ia miliki adalah tidak lain dari yang selama ini saya cari. Bukan.
Bukan juga yang sengaja memunculkan kriteria kriteria impian saya hanya karena ia ingin membuat saya bangga telah memilihnya.
Lalu pasangan itu seperti apa?
Sebelum saya menjawab, pernahkah terpikir bahwa pasangan adalah tak lain seperti potongan-potongan puzzle? Kalian pasti tahu kan puzzle seperti apa? Setiap bagiannya punya sudut yang berbeda dari potongan puzzle yang lain. Dibuat seperti itu bukanlah tanpa tujuan melainkan agar mempermudah orang yang memainkannya untuk memasangkannya, karena sebenarnya, semakin mirip sudut-sudut yang dimiliki dari potongan-potongan puzzle tersebut, maka semakin kecil pula kemungkinan mereka untuk dipasangkan. Begitu pula halnya dengan pasangan. Semakin mirip kamu dengan pasanganmu semakin jauh pula kalian dari kata cocok. Semakin bingung ya? Oke, lanjut saja.
Menurut saya, pasangan tidak perlu seganteng Rio Dewanto atau se-charming Adam Levine. Cukup yang membuatmu tersenyum saat melihatnya, atau cukuplah yang bisa membuatmu berani menatapnya berlama-lama tanpa rasa bosan. Lagipula makin ke sini, yang ganteng pun seringnya suka sama yang ganteng pula. *ups*
Pintar? Menurut saya dan beberapa orang lainnya, ketika seseorang tersebut taqwa, pastilah dia pintar. Sebab, dia selalu ingat bahwa salah satu amalan yang tidak akan putus hingga akhir zaman adalah “ilmu yang bermanfaat”. Jadi, cukup mencari dia yang taqwa, sebab soal kepintaran dan sebagainya sudah pasti ada dalam dirinya kalau dia benar-benar orang yang taqwa.
Menurut saya, pasangan tidak perlu tajir. Sebab yang ‘berlebih’ kadang bukannya mendatangkan kebahagiaan malah sebaliknya. Cari saja pasangan yang rejekinya selalu dicukupkan, setidaknya cukup untuk membuatmu bahagia tanpa lupa bersyukur lebih sering lagi.
Lantas bagaimana dengan pasangan yang sempurna?
Kalian tahu arti sempurna? Sempurna adalah ketika Sylvester makan Tweety. Begitu dia berhasil menyantap si burung kuning itu, maka semua perjuangan selesai, dan usahan itu berakhir sempurna. Saat semuanya berakhir sempurna, serial Tweety-nya tamat. Betul, gak?
Lagi pula untuk apa selalu mencari yang sempurna padahal kita sudah hapal betul bahwa di dunia ini kesempurnaan hanya milik Tuhan. Selebihnya adalah usaha saling menyempurnakan satu sama lain. Begitu pun halnya dengan pasangan. Dia cuek, ya berarti kamu yang harusnya sedikit lebih aktif. Kamu gampang marah, ya berarti dia yang harusnya lebih sabar.  Setelah yang seperti itu terpenuhi, kalian dengan sendirinya akan merasa sempurna tanpa mempedulikan apakah masing-masing dari kalian memang memiliki kriteria sempurna seperti kebanyakan ftv dan novel-novel percintaan lainnya.
Secara pribadi, saya lebih butuh pasangan yang setia. Sebab, sampai hari ini saya masih belajar untuk hal (sulit) yang satu itu dan membutuhkan orang yang lebih dulu bisa setia agar kelak ia bisa membuat saya bertahan meski tahu di depan sana akan selalu ada kebahagiaan lain yang belum pernah kita cicipi. Karena pada akhirnya, saya perlu hidup dengan orang yang selalu menemani saat hidup sedang sempit-sempitnya. Dan tetap mencintai saya setelah ada banyak kekecewaan dan rasa sakit yang muncul di antara saya dan dia.
Kenapa harus yang setia? Sebab nantinya, menikah bukanlah perihal kamu dan dia saja. Tapi juga perihal anak-anakmu kelak. Maka dari itu, hiduplah dengan orang yang benar-benar ingin tumbuh lebih baik denganmu. Dengan orang yang setia berjalan di sisimu karena ia tahu, perempuan selalu butuh perlindungan dan teman berbagi yang selalu ada.
Pasangan bukan orang yang hanya sehari atau dua hari menemani, tetapi kalau bisa dan diijinkan, pasangan adalah orang yang selamanya akan menjadi teman berbagi pahala dan dosa di dunia dan di akhirat kelak. Pasangan adalah orang yang membuatmu berhenti mengeluh tentang sulitnya hidup, karena kamu sadar bahwa selama kamu punya dia, kesulitan itu tak cukup kuat untuk membunuh semangatmu. Pasangan adalah orang selalu bisa membuatmu bahagia walau hanya dalam bentuk  peluk juga kecup di sela sela kesibukannya yang seabrek. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ratu Faradhibah Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei