“Kamu
punya hak untuk tidak mencintaiku kembali, tetapi tidak untuk membuatku
berhenti mencintaimu,” –Farah Fatimah
Blog
saya mungkin sudah dipenuhi debu setebal serial Harry Potter yang saya miliki
saking jarangnya saya mengisinya kembali. Bukan, bukan karena saya
melupakannya. Tetapi ada satu dan lain hal yang membuat saya harus
mengesampingkan niat mengisi kembali ‘rumah’ kedua saya ini.
Oh
iya, sudah masuk bulan Maret. Bulan di mana kamu mau tidak mau harus melepaskan
angka 21 dari dalam hidupmu. Menggantinya dengan angka 22 yang terlihat lebih
matang dari sebelumnya. Ah, Selamat bertambah usia, Sayang! Berdoalah, tugasku
hanya mengamankan kata amin untuk setiap doamu. Begitu kata kak Hurufkecil
suatu waktu.
Selamat
ulang tahun, Kak! Mudah-mudahan ulang tahun kali ini bukan ulang tahun yang
terakhir untuk kita rayakan bersama. Semoga ulang tahunmu seterusnya, saya bisa
terus menemani. Berjalan berdampingan denganmu dengan hati dan telinga yang
kusediakan penuh untukmu. Hati sebagai ruang menyimpan cinta, rindu, kasih,
serta sayang yang tak dapat dihitung jumlahnya. Serta telinga yang setiap saat
bisa mendengarkan segala keluh kesahmu, segala kebahagiaan yang ingin kamu bagi
bersamaku. Pun kesedihan yang mungkin berantai menurutmu.
Usia
kita terpaut kurang lebih empat tahun. Tahun ini kamu genap berusia 22 tahun,
dan saya masih menyetia dengan angka 18. Tapi, usia bukan masalah, kan? Iya
kan? Iya, semoga bukan. Semoga di usiamu yang baru, kamu bisa lebih mengerti
rupa kehidupan yang sebenarnya. Kamu bisa lebih mendewasakan hati dan pikiranmu
terhadap apa yang ada di sekelilingmu. Dan mungkin, kamu bisa menyiapkan hati
yang lebih lapang lagi untuk mencintaiku. Hiiy…*abaikan*
Saya
tidak minta macam-macam di hari bahagiamu. Saya terkadang hanya ingin dipeluk
kamu dalam diam. Seolah-olah, saat seperti itu adalah saat di mana kita berdua
saling memahami isi kepala masing-masing. Bahwa diammu bukan berarti
kepedulianmu terhadapku telah melesap entah kemana, melainkan diammu berarti
kamu tengah berusaha meredam keegoisanmu yang selalu ingin dimengerti. Bahwa
diamku bukan berarti aku sedang menyembunyikan sesuatu darimu, tapi berarti
dalam diam, saya selalu berusaha bersyukur bahwa kamu berani memberiku ruang
untuk merasakan jatuh cinta kepadamu dalam diam. Tanpa interupsi apa pun
darimu.
Tidak,
saya tidak ingin meminta kamu berjanji untuk selalu ada di sampingku. Sebab saya
tahu, segala ucapan akan membutuhkan pembuktian dan memiliki konsekuensi yang
harus ditanggung. Dan saya tidak ingin, kamu menjadi orang yang ingkar terhadap
janjimu sendiri.
Sekali lagi, selamat ulang tahun, Sayang!
Berbahagialah terus, hingga kamu nantinya hanya akan melihat sebuah kesusahan
sebagai awal dari kebahagiaan yang paling indah dalam hidupmu. Bahagialah, dan
mari saling berbagi!
Lot
a love for you,
FaradhibaR
J