Pernah, dalam satu bagian di
kehidupan, saya merasa kosong. Tiba-tiba, ada yang datang melegakan yang sesak,
menenangkan yang penuh cemas, dan memeluk saat saya merasa sendiri. Tiba-tiba,
kamu datang. Tanpa ba-bi-bu, tanpa permisi, tanpa canggung mulai membuat saya
berpikir ulang tentang apa yang sudah saya jalani bersamanya selama ini. Kita berdua
benar-benar tahu bahwa untuk berjalan bersama tidaklah pernah mudah.
Kita tahu bahwa akan ada
banyak tantangan yang menunggu kita, mencoba mematahkan kata-kata yang kita
sebut janji, kesepakatan, komitmen, apapun itu namanya. Tetapi hidup memang
selalu perihal mencoba, kan? Untuk tahu suatu hal ya cuma ada satu jalan;
mencoba.
Berjalan denganku tidak mudah,
menghadapi saya dengan sifat yang kebanyakan masih diisi dengan penuh rasa
kekanak-kanakan. Inginku yang berubah-ubah dan emosi yang sewaktu-waktu bisa saja
berada di luar ‘jalur’. Tetapi saya bersyukur terhadap apa yang kita
lewati ternyata kamu masih sanggup menundukkan sifat kekanak-kanakanku juga mengusir
rasa egois yang selama ini saya punya. Tidak sekalipun kamu marah lebih dari 24
jam. Tidak juga kamu pernah mendiamiku lebih dari sejam. Padahal saya tahu,
kadang-kadang yang saya lakukan sudah sepantasnya menuai marahmu. Tapi lagi-lagi
kesabaranmu berhasil membuat saya lebih menyayangimu lebih dari hari ini.
Berjalan denganmu juga tidak
pernah lebih mudah, Sayang. Sewaktu-waktu kesabaranku harus berhadapan dengan
besarnya ego. Keinginan untuk berpikir yang ‘tidak-tidak’ pun masih harus
membuat saya lebih banyak belajar berpikir positif. Tetapi ternyata dengan
begitu, mengajarkan saya bahwa hidup tak pernah menuntut kesempurnaan,
melainkan penerimaan dari kita masing-masing. Sebesar apapun kekuranganmu, itu
sudah menjadi kewajibanku untuk menerimanya. Bukannya malah menuntutmu agar menghilangkan
kekurangan itu dan menggantinya dengan apa yang saya mau. Sebanyak apapun
kekuranganmu, sudah menjadi tugasku untuk membuatmu merasa bahwa apa yang
menjadi kurangmu itu ternyata bisa membuatmu dicintai seperti ini. Semoga kamu
juga berpikiran seperti itu. Karena cinta yang baik selalu punya cara agar kamu
merasa dibutuhkan dan dipercaya.
Sewaktu-waktu kamu merasa perlu sendiri,
kamu boleh pergi, berjalan jauhlah tanpa pernah lupa bahwa hati yang kuat
selalu merasa perlu pulang ke ‘tempat’nya.
0 komentar:
Posting Komentar