Rabu, 12 Februari 2014

Untuk Tuhan

Diposting oleh Ratu Nur Faradhibah di Rabu, Februari 12, 2014
Pagi ini saya terbangun dengan perasaan yang biasa saja. Tidak sedih pun tidak juga gembira. Kutinggalkan tempat tidur yang sepreinya telah lusuh bekas tidurku semalam. Kucepol rambut yang semakin hari tampaknya semakin panjang. Dan setelah itu, kupinggirkan langkahku ke tepi jendela kamar.
Tidak ada apa-apa. Biasa saja, hanya ada sinar matahari yang membaui embun di setiap helai daun-daun hijau. Hanya ada rumput yang bergoyang karena disapa oleh desir angin. Seperti wajah seorang gadis yang tersipu malu karena baru saja bertemu dengan kekasihnya.
Tiba-tiba saja saya melamun, ada sesuatu yang melintas begitu cepat di dalam pikiran saya. Iya, tentang napas yang masih memburu, tentang detak dan debar jantung yang masih normal adanya. Kepada siapa saya harus berterima kasih atas semua ini? Tak ada jawaban yang lebih tepat selain kepada Tuhan di Atas sana.
Tuhan, bagi saya entah mengapa lebih dari sekedar menulis kata-kata cinta yang picisan.
Saya kehilangan kata saat berbicara tentang Tuhan. Saya kehilangan teluh dalam menciptakan kalimat demi kalimat. Padahal, biasanya saya tidak perlu waktu lama untuk menghasilkan beberapa kalimat sederhana yang akan diposting di blog milik saya.
Kepada Tuhan, tidak jarang saya berprasangka buruk kepada-Nya. Terkadang saya memaki, saya bawel, dan paling sering, saya memarahi. Tapi, dibalik itu semua, tak jarang pula saya menangis tersedu-sedu di hadapannya.
Kamu tahu rasanya menangis tersedu-sedu di hadapan Tuhanmu? Rasanya tidak seperti menangis di hadapan banyak orang. Kamu tidak perlu menyiapkan kantong malu pun kamu juga tidak perlu menyiapkan rasa segan. Cukup menangis saja. Menangis di hadapan Tuhan rasanya begitu nyaman. Setelah lelah menangis, Tuhan akan memelukmu. Membelai rambutmu dengan lembut. Indah bukan?
Kata ibuku, jangan bersimpuh di hadapan Tuhan hanya ketika kamu tersandung banyak masalah. Karena itu membuktikan ketidak profesionalan kamu sebagai seorang makhluk. Itu membuktikan bahwa kamu tidak pandai mensyukuri segala hal yang dihadiahkan Tuhan kepadamu. Meskipun yang dihadiahkan itu termasuk sebuah masalah yang terkadang membuatmu seperti ingin berlari saja, meninggalkan ia jauh di belakangmu.
Tetapi apalah saya ini yang masih lebih banyak lupa dibanding ingatnya. Terkadang saya lebih banyak mengingat Tuhan ketika sedang dirundung masalah, tapi hampir lupa saat sedang dipeluk kebahagiaan. Maafkan ya Tuhan!
Hari ini, pagi ini, saya berjalan di sekitar rumah. Saya melihat anak-anak yang berangkat ke sekolah, ibu-ibu yang menenteng keranjang belanjaannya menuju pasar, dan masih banyak pemandangan yang cukup membuat saya bersyukur tiada henti. Bahwa hingga hari ini, saya masih memiliki kesempatan untuk menyaksikan hal seperti ini. Pemandangan yang membuat saya kembali tersadar bahwa Tuhan selalu ada di setiap detail kehidupan.
Ah Tuhan menyayangi saya, apa pun kondisi saya. Tidak sekalipun Dia marah lantas lupa memberi saya kebahagiaan. Saya bersyukur, selalu bersyukur. Tidak perlu kata-kata manis untuk bersyukur, tidak perlu puitis untuk menuliskan kalimat syukur kepadaNya. Cukup dengan tersenyum menghadapi hari, itu berarti kita telah bersyukur kepadaNya J










0 komentar:

Posting Komentar

 

Ratu Faradhibah Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei