Selasa, 03 Februari 2015

Kesibukanmu

Diposting oleh Ratu Nur Faradhibah di Selasa, Februari 03, 2015
How’s life today?
Seharusnya itu yang pertama kali kutanyakan saat kamu tiba di rumah selepas kerja. Lalu setelah itu, aku yakin kau akan bercerita panjang lebar tentang pekerjaanmu di kantor, tentang kemacetan Ibukota, tentang resepsionis kantor yang mungkin cantik (?), atau tentang apa saja yang menjadi pengisi harimu di sana setelah kita tidak lagi dalam satu kota yang sama.
Iya, seharusnya. Namun tidak kulakukan. Sebab aku tahu, kamu terlalu sibuk dan terlalu capek untuk menceritakan pengalamanmu di setiap harinya. Terkadang di sela-sela waktu kita saling bbm-an, kamu jatuh tertidur. Aku mengerti, mencoba memaklumi. Terkadang di sela-sela keseruan kita bercerita di bbm, kamu menghilang entah ke mana. Aku lagi-lagi mengerti, berusaha keras memaklumi.
Kamu sibuk.
Kita sibuk.
Dan perubahan-perubahan itu ada.
Kita tidak lagi menyediakan waktu untuk ‘kita’. Kita hanyalah sepasang yang saling bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan masing-masing, bersama siapa, dan di mana dalam bentang jarak yang bukan sekedar jarak seperti antara ruang tidurku dan kamar mandi. Bukan. Kita banyak berubah. Mulai dari kehilangan waktu bercerita berdua, waktu jalan-jalan berdua, dan segala yang pernah kita lewati bersama selama kurang lebih setahun belakangan ini. Tetapi, seseorang dalam akun Twitternya pernah berkata, “Suatu waktu kita akan saling tahu, cinta tidak melulu soal rindu. Tapi pikiran-pikiran yang ingin kita tuju.” Iya, dia benar. Kurang lebih enam bulan kita tidak sekota dan tidak pernah bertemu, membuatku kadang berpikir panjang bahwa cinta tidak melulu soal pertemuan atau laporan kangen yang menye-menye adanya. Tetapi cinta terkadang perihal pikiran-pikiran, rencana-rencana yang telah kita susun dari nol hingga sekarang, hingga hubungan ini hampir dua tahun adanya. Sebab, dengan mengingat hal tersebut, aku kembali sadar bahwa tidak seharusnya aku menuntut macam-macam kepadamu. Aku seharusnya menyemangatimu setiap harinya, hingga nanti kamu sadar bahwa aku adalah malam yang menunggu paginya dan seterusnya akan begitu.
Tetapi, ingatkah kamu bahwa aku adalah perempuan?
Perempuan dengan segala keterbatasan.
Perempuan dengan segala prasangka pun gelisah yang terkadang tak bisa terkontrol.
Perempuan yang terkadang masih juga kalah dengan emosi sesaat.
Perempuan yang pandai mengatakan, “Tidak, tidak ada, dan tidak apa-apa.”
Iya, aku begitu perempuan.  Dan terkadang, di sela waktu yang ada, seseorang pernah mengatakan padaku, “Kamu pantas dipeluk, bukan oleh lengan yang tidak peduli bagaimana perasaanmu. Kamu pantas digenggam erat-erat, bukan oleh tangan yang hobi mengabaikanmu.” Dari situ, pertahananku sempat ingin goyah. Namun, kugelengkan kepalaku. Tidak, aku masih berada dalam lengan yang benar. Hanya saja, lengan itu untuk saat ini berjarak denganku. Tetapi, rasa lengan itu tetap sama, tetap hangat dan melindungi. Hanya saja, lengan itu kini punya kesibukan yang lain. Bukan hanya untuk merengkuh, memeluk, atau menarikku lebih dekat dengannya, tetapi juga lengan itu kini berusaha mewujudkan sebuah impiannya.

Sibuklah! Sibuklah hingga kamu sadar bahwa kamu masih tetap punya aku sebagai ‘rumah’ tempat kembali setelah seharian berlalu-lalang di luar sana. Sibuklah! Sibuklah hingga kamu sadar bahwa di sini ada perasaan yang tabah menunggu Tuannya pulang. 

2 komentar:

Bukan Blog Biasa on 3 Februari 2015 pukul 16.44 mengatakan...

Tiap hari jadi keterusan baca suratnya nih :)

Ratu Nur Faradhibah on 4 Februari 2015 pukul 08.05 mengatakan...

Duh! Terima kasih ya :))

Posting Komentar

 

Ratu Faradhibah Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei